Tanah Rantau Sungai Rumbai to Istanbul
Udara sejuk kencang berhembus, dedaunan mengering dan mulai berguguran pertanda bahwa musim panas di daerah eropa dan sekitarnya sudah mulai berakhir maka musim gugur atau autumn sudah datang menyambut kita semua. Halooo tema-teman semua kembali lagi ke blog aku "natul's experience" di sini aku akan menulis segala hal yang ingin aku ceritakan laach.
A. Tentang perkuliahan pertama
Kurang lebih sudah hampir setahun lamanya aku tinggal di Istanbul-Turki, selama itu pula 4 musim di negara yang beriklim subtropis ini telah aku lalui. Pastinya ada banyak cerita menarik di setiap musim yang aku lalui.
Setelah berhasil menuntaskan pembelajaran bahasa turki selama 8 bulan maka libur musim panas selama 2,5 bulan ini alhamdulillah aku jalani dengan senang hati. Berakhirnya libur musim panas, berarti tahun pembelajaran baru sudah dimulai, aku pun insha Allah siap untuk fokus belajar jurnalistik di fakultas komunikasi Istanbul University. Perjuangan dan pertempuran yang sesungguhnya sudah mulai akan aku tempuh, strategi belajar pun juga harus diatur, karena aku bukan lah pelajar di persiapan bahasa lagi namun mahasiswa tingkat pertama jurusan jurnalistik di salah satu universitas ternama di Turki. Memang terdengar sangatlah keren dan fantastik, tapi dibalik kefantastikan tersebut tersimpan rasa cemas dan kekhawatiran dalam diriku. Mengapa? yaaaa, wajar saja, bahasa turki yang baru saja dipelajari langsung saja dipakai untuk bahasa di perkuliahan yang pastinya bahasa akademik dan bahasa di keseharian tentu saja sangat berbeda. Hal ini lah yang aku rasakan di minggu pertama perkuliahan. Dalam percakapan sehari-hari, bahasa turki terasa begitu mudah dan aku merasa sudah cukup lancar untuk berbicara, akan tetapi dalam belajar di universitas dan membaca berbagai macam slide,makalah atau pun buku dari dosen, terdapat banyak kosa kata yang tidak aku ketahui dan kata-kata tersebut jarang sekali digunnakan di dalam percakapan sehar-hari. Hal tersebut dirasakan juga oleh teman-teman foreignersku, khususnya teman-temanku yang orang indonesia.
Jika dibandingkan dengan bahasa inggris, kosa kata bahasa indonesia dan bahasa inggris memiliki banyak kesamaan contohnya saja kosa kata bahasa inggris yang berakhiran -tion maka bahasa indonesianya biasanya bisa kita ganti dengan -si.
contohnya : bahasa inggrisnya,function bahasa indonesianya fungsi tapi bahasa turkinya işlev.
bahasa inggrisnya,revolution bahasa indonesianya revolusi tapi bahasa turkinya devrim.
bahasa inggrisnya communication bahasa indonesianya komunikasi tapi bahasa turkinya iletişim
Nah, itu mah hanya sebagian saja, masih banyak lagi kosa kata yang lainnya yang jauh berbeda dan memang jarang aku dengar. Yaaah, namun dari pada itu, aku haruslah berjuang dengan sekuat tenaga supaya aku bisa melalui semua ini. yaaa aku mikirnya gini aja, banyak kok kakak-kakak senior orang indonesia yang bertahan dan berprestasi walau awal-awalnya memang susah payah kuliah dan belajar pakai bahasa turki, masa kok aku enggak bisa, aku harus bisa lah seperti mereka juga. Hal terpenting yang harus aku lakukan adalah berusaha dan berdoa, semoga aku bisa sukses menjalankan segalanya.
B. Makanan turki di asrama
Ondeh mandeh... sebagai orang minang yang terbiasa memakan makanan yang selalu lezat yaaah kalau disinggung masalah makanan sangat lah sensitif... hahah yaaaa emang orang minang maunya yaa tiap hari makan makanan khas minang terus aja. Honestly, bisa dibilang makananku di asrama itu yahh enggak enak kalau tidak dikasih BON CABE laah, untung aja orang tuaku mengirimkanku bon cabe dari indonesia, kalau enggak mungkin makanan di asrama ini sedikit susah untuk aku makan ahahahahaha.. I am sorry to say that... kalau dibandingkan kehidupanku ketika di sungai rumbai, masalah makanan maaah ondeeh semuanya ada LACH, mau makan makanan favorit apa aja cuss tinggal keluar segalanya tersedia..hehehe... I really miss Sungai Rumbai Lach...
C. Culture
Hmmm culture atau budaya di turki dan di indonesia justru sangatlah berbeda. yang dulunya aku dalam keseharian pakai bahasa minang terus,naaah disini aku selalu pakai bahasa turki dan inggris. Terkadang aku kangen sekali berbelanja ngomong "bara ciek ko ni? " hahah dan bercanda ria full pakai bahasa minang dengan teman-teman laach... untung saja aku setiap hari telponan sama mama dan papa jadi, I will never forget my mother language laach wkwkwkwkw..... BTW guys, setelah lama aku tinggal di luar negeri, aku menjadi merasa lebih bangga dengan kebudayaanku sendiri. baik itu bahasa, tradisi, maupun lagu daerah minang... dulu ketika masih tinggal di sungai rumbai mah, heeee sok-sok gaya pula nyanyi lagu bahasa inggris di organ baralek, jadi pencinta produk-produk luar negeri ehhhh setelah tinggal di luar negeri malah pengetahuan tentang keaderahan semakin bertambah, lagu-lagu minang banyak yang hafal dan tau nggak, yang bikin lebih bangganya lagi aku pernah perfom lagu BAYANG-BAYANG RINDU di sebuah acara perlombaan international student di sultanahmet square-Istanbul... hahahaha, keren juga kan lagu minang di tonton oleh orang-orang dari berbagai macam negara ahahaha... kalau mau lihat videonya cek aja di instagram aku @hassanatulazni ok..!!
Naaaah hal itu guys, kenapa aku kasih judul tulisan ini Tanah rantau sungai rumbai to istanbul. karena disini aku sudah keluar dari zona nyamanku dan pada dasarnya merantau itu bermakna perginya seseorang dari tempat asal ke tempat lain untuk mencari pengalaman dan kehidupan baru. Yaaa itu lah yang aku rasakan guys, untuk mencari atau pun merasakan pengalaman dan kehidupan baru tentulah kita mau tidak mau harus keluar dari zona nyaman kita, dari hal tersebut kita inshaa Allah kan memetik hasil yang baik dari perjuangan kita bertahan hidup di tanah rantau kita.
Komentar
Posting Komentar